Lembaga konsultan logam, GFMS, memperkirakan harga emas bisa mencapai rekor tertingginya di atas USD1.600 per ons pada akhir tahun ini. Kenaikan ini didorong suku bunga yang rendah dan kekhawatiran atas krisis utang zona euro.
"GFMS mengharapkan jelang musim panas harga bisa mulai bergerak lebih tinggi, di mana harga emas mungkin bisa melalui USD1.500 (per ons) pada tahap itu. Kami juga melihat adanya kemungkinan mencapai USD1.600 pada 2012 atau akhir 2011," kata GFMS dalam laporan terbarunya, dilansir dari AFP, Jumat (14/1/2011).
Dijelaskannya, harga ini sebagian besar diharapkan akan didorong oleh tingkat suku bunga yang masih rendah, tingkat kemiskinan, dan tingkat utang pemerintah di Eropa, Amerika Serikat dan Jepang yang tinggi.
GFMS menambahkan bahwa emas juga terangkat oleh keprihatinan atas adanya pelonggaran kuantitatif di Amerika Serikat (AS) dan konsekuensi terhadap dolar. Di samping itu, Federal Reserve AS telah menciptakan uang baru untuk memompa perekonomian AS dalam mendukung pemulihan yang terlihat ragu-ragu. Dengan begitu, risiko ini akan merendahkan nilai dolar.
Diketahui, harga emas pernah mencapai rekor tertingginya sebesar USD1.431,25 pada 7 Desember, didorong oleh status safe haven di masa ketidakpastian ekonomi karena investor cemas atas krisis utang zona euro.
"Laporan GFMS menyoroti peran penting yang dimainkan dalam permintaan investasi tahun lalu dalam membawa serangkaian rekor harga tertinggi dan melompat 26 persen pada rata-rata tahunan," tambah konsultan tersebut.
Logam jenis ini juga dianggap oleh investor sebagai investasi yang mempunyai nilai aman di tengah kekhawatiran atas meningkatnya inflasi. Dalam perdagangan kemarin di London Bullion Market, harga emas naik menjadi USD1.381,35 per ons dari USD1.378,75 pada akhir Rabu.
"GFMS mengharapkan jelang musim panas harga bisa mulai bergerak lebih tinggi, di mana harga emas mungkin bisa melalui USD1.500 (per ons) pada tahap itu. Kami juga melihat adanya kemungkinan mencapai USD1.600 pada 2012 atau akhir 2011," kata GFMS dalam laporan terbarunya, dilansir dari AFP, Jumat (14/1/2011).
Dijelaskannya, harga ini sebagian besar diharapkan akan didorong oleh tingkat suku bunga yang masih rendah, tingkat kemiskinan, dan tingkat utang pemerintah di Eropa, Amerika Serikat dan Jepang yang tinggi.
GFMS menambahkan bahwa emas juga terangkat oleh keprihatinan atas adanya pelonggaran kuantitatif di Amerika Serikat (AS) dan konsekuensi terhadap dolar. Di samping itu, Federal Reserve AS telah menciptakan uang baru untuk memompa perekonomian AS dalam mendukung pemulihan yang terlihat ragu-ragu. Dengan begitu, risiko ini akan merendahkan nilai dolar.
Diketahui, harga emas pernah mencapai rekor tertingginya sebesar USD1.431,25 pada 7 Desember, didorong oleh status safe haven di masa ketidakpastian ekonomi karena investor cemas atas krisis utang zona euro.
"Laporan GFMS menyoroti peran penting yang dimainkan dalam permintaan investasi tahun lalu dalam membawa serangkaian rekor harga tertinggi dan melompat 26 persen pada rata-rata tahunan," tambah konsultan tersebut.
Logam jenis ini juga dianggap oleh investor sebagai investasi yang mempunyai nilai aman di tengah kekhawatiran atas meningkatnya inflasi. Dalam perdagangan kemarin di London Bullion Market, harga emas naik menjadi USD1.381,35 per ons dari USD1.378,75 pada akhir Rabu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar