Be Bi Pro,
Jakarta
- Badan Reserse Kriminal (Bereskrim) Mabes Polri saat ini sedang mengusut
laporan kecurangan pada pemilu presiden dengan modus penggelembungan sebanyak
4.882.000 suara untuk pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Jumlah itu
belum termasuk penggelembungan 2 juta suara untuk Jokowi-JK di propinsi Papua,
Papua Barat, Jawa Timur, Bali, Sumut, Lampung dan Kalimantan.
Ketua Tim Koalisi Merah Putih Perjuangan untuk
Kebenaran dan Keadilan Letjen (Purn) Yunus Yosfiah menyebutkan adanya 37 hacker
asal Korea dan Cina yang menggelembungkan suara golput.
Sekitar 4,8 juta suara dimanipulasi. katanya di
Jakarta, Selasa 22 Juli 2014. Para hackers itu, kata dia, memanipulasi
penggelembungan suara golput di beberapa kecamatan di Jateng, Daerah Istimewa
Yogyakarta, dan Sulawesi Utara.
Kasus itu, Yunus menambahkan, dalam penanganan
Bareskrim Polri. “Sekarang sedang dilaporkan ke Bawaslu,” katanya.
Penggelembungan suara oleh 37 peretas warga
negara asing itu tidak termasuk penggelembungan sekitar 6 juta suara pada TPS
dan rekapitulasi suara di beberapa propinsi, seperti DKI Jakarta, Papua, Sumut,
Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali.
Hal itu juga yang menjadi pertimbangan untuk
menarik diri pasangan Prabowo-Hatta dalam tahapan rekapitulasi di Komisi
Pemilihan Umum (KPU).
Dikatakan, adanya bukti itu menunjukkan
pelaksanaan Pilpres 2014 jauh dari harapan dengan demokratis dan jurdil.
Ditambahkan, tidak ada perubahan struktur yang
signifikan dalam Tim Koalisi Merah Putih .
“Saya menggantikan Pak Mahfud. Agar tidak ada
konflik of interest pada penanganan masalah di MK. Dan saya juga dibantu oleh
Pak Djoko Santoso dan George Toisutta sebagai wakil saya,” kata Yunus.
Pada kesempatan terpisah, Ketua Partai Gerindra
DKI Jakarta M Taufik menegaskan pihaknya menolak penetapan hasil suara pilpres
oleh KPU Pusat karena nyata-nyata telah terjadi pencoblosan oleh lebih 300.000
pemilih ilegal yang menggunakan KTP Palsu serta tidak dilengkapi dengan Form
A5.
Sumber : kabarnet.in