Text Line

Kita Bangsa yang Besar, Jangan Mudah Untuk Diadu Domba

Teks

Mohon Maaf Jika Anda Kurang Nyaman, Karena Blog Masih Dalam Perbaikan

Senin, 13 Juli 2015

Akhlaq Mulia Antara Sifat Alami Dan Usaha



Sebagaimana akhlaq merupakan sebuah tabiat atau ketetapan asli, akhlaq juga bisa diperoleh atau diupayakan dengan jalan berusaha. Maksudnya, bahwa seorang manusia sebagaimana telah ditetapkan padanya akhlaq yang baik dan bagus, sesungguhnya memungkinkan juga baginya untuk berperilaku dengan akhlaq yang baik dengan jalan berusaha dan berupaya untuk membiasakannya.

Untuk itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepada Asyajj ‘Abdul Qais:

ﷲﺍﺎﻤﻬﺒﳛﲔﻘﻠﻚﻴﻓﻥﺇ : ﺓﺎﻧﻷﺍﻭﻢﻠ

“Sesungguhnya dalam dirimu ada dua sifat yang Allah sukai; sifat santun dan tidak tergesa-gesa”

Ia berkata:

ﷲﺍﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ , ﺎﻤﺖﻘﻠﻥﺎﻘﻠﺧﺎ , ﺎﻤﻬﻴﻠﻋﷲﺍﻠﺒﺟ ﻡﺃ

”Wahai Rasulullah, Apakah kedua akhlaq tersebut merupakan hasil usahaku, atau Allah-kah yang telah menetapkan keduanya padaku?”
Beliau menjawab:

ﺎﻤﻬﻴﻠﻋﷲﺍﻚﻠﺒﺟﻞﺑ

“Allahlah yang telah mengaruniakan keduanya padamu”. Kemudian ia berkata:

ﻪﻟﻮﺳﺭﻭﺎﻤﻬﺒﳛﲔﻘﻠﺧﻰﻠﻋﻠﺒﺟﻱﺬﻟﺍﷲﺪﻤ

”Segala puji bagi Allah yang telah memberiku dua akhlaq yang dicintai oleh-Nya dan oleh Rasul-Nya”. 1)

Maka, hal ini menunjukan bahwa akhlaq terpuji dan mulia bisa berupa perilaku alami (yakni karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya) dan juga dapat berupa sifat yang dapat diusahakan atau diupayakan. Akan tetapi, tidak diragukan lagi bahwa sifat yang alami tentu lebih baik dari sifat yang diusahakan. Karena akhlaq yang baik jika bersifat alami akan menjadi perangai dan kebiasaan bagi seseorang. Ia tidak membutuhkan sikap berlebih-lebihan dalam membiasakannya. Juga tidak membutuhkan tenaga dan kesulitan dalam menghadirkannya. Akan tetapi, ini adalah karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Ia diberikan kepada seorang hamba yang dikehendaki oleh-Nya, barang siapa yang terhalang dari hal ini – yakni terhalang dari akhlaq tersebut secara tabiat alami –, maka sangat mungkin baginya untuk memperolehnya dengan jalan berusaha dan berupaya untuk membiasakannya. Yaitu dengan cara membiasakan dan melakukannya terus-menerus, sebagaimana yang akan kami jelaskan nanti Insya Allah.

Makarimul Akhlaq – Syaikh Muhammad bin Shâlih Al ‘Utsaimîn
1) Dikeluarkan oleh Abu Daud, No (5225) di Kitaabul Adab, dan Ahmad (4 / 206). Imam Muslim hanya mengeluarkan bagian yang pertama saja, No (25 & 26) di Kitaabul Iimaan, juga oleh Imam Tirmidzi, No (2011) di Kitaabul Bir Wash Shilah




Sumber : shirotholmustaqim.wordpress.com