Text Line

Kita Bangsa yang Besar, Jangan Mudah Untuk Diadu Domba

Teks

Mohon Maaf Jika Anda Kurang Nyaman, Karena Blog Masih Dalam Perbaikan

Rabu, 23 Maret 2016

Kivlan Zen Mengingatkan Pemerintah

Be Bi Pro News, Jakarta - Kali ini masyarakat Indonesia khususnya DKI Jakarta di hebohkan dengan permasalahan pelanggaran undang-undang yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap regulasi angkutan umum yang melegalkan aplikasi jasa angkutan umum melalui online yang tidak memiliki ketentuan yang ada dan menganak tirikan angkutan umum yang berbasis konvensional dengan berbagai jenis dan ragam perijinan.

Atas kebijakan dan pembiaran tersebut akhirnya mengorbankan rakyat kecil sehingga ketika para awak angkutan konvensional melakukan aksi yang berbuntut pada saling serang antara pelaku jasa angkutan umum online melawan pelaku jasa angkutan umum konvensional, kemarin pada hari selasa, 22 Maret 2016.

Hal ini menggugahkan hati mantan Kaskostrad, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen. Kivlan merilis tulisan melalui fanpage facebooknya Kivlan Zen dengan mengungkapkan bahwa kejadian kemarin yang di sebut Kivlan adalah Kerusuhan Sosial Jalanan merupakan imbas dari sikap pemerintah yang memberikan ijin langsung secara lisan dengan cara mengundang para pelaku jasa angkutan umum online ke istana.

"Buntut dari ijin langsung secara lisan dan langsung diberikan dari Istana Negara dengan cara mengundang pengemudi online ke Istana adalah kerusuhan sosial dijalanan yang terjadi pada selasa, 22 maret 2016 kemaren". Ungkap Kivlan didalam FanPage Facebooknya hari ini, rabu 23 maret 2016.

"BAGAIMANA ini???

Kalau keadilan tersebut di jalankan dengan pelanggaran hukum yang di perlihatkan secara terang terangan dari Istana Negara, maka rakyat juga akan mencontoh nya". Lanjut Kivlan.

"Sudah puluhan kali pejabat negara ini mempertontonnya.

Kepemimpinan sabda ku adalah hukum yg harus dijalankan seperti pada era Bung Karno yang berujung pada kerusuhan sosial di tahun 1965 dan karena ketidakadilan sosial maka ujungnya kerusuhan sosial seperti tahun 1998". Imbuhnya

Kivlan juga menambahkan, "Masak mau jatuh ke lubang yang sama lagi?"

Pada tulisan tersebut Kivlan juga mengingatkan kepada pemerintah agar sadar, berbuat adil dan tidak melanggar hukum serta tidak sombong dan takabur ketika megang kekuasaan.

"Wahai pemimpin sadarlah, berbuatlah adil dan tidak melanggar hukum, jangan sombong dan takabbur dalam memegang kekuasaan."

Masih ada PR yang harus di selesaikan seperti PPP, Golkar, PSSI dan masih banyak lagi tindakan melawan hukum yang di lakukan oleh pejabat pemerintah. Ungkap Kivlan.

Pada akhir tulisan tersebut Kivlan kembali menegaskan dan mengingatkan agar pemerintah sadar akan kebutujan bangsa ini.

"Sadarlah!!!
Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang amanah. Tutup Kivlan. (UAK)

Senin, 21 Maret 2016

Ahok Skak Prabowo


Be Bi Pro News, Jakarta - Dalam agenda untuk menghadapi Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2017 yang akan datang, suhu Politik semakin memanas, mulai dari isu SARA hingga kepada isu korupsi yang di lakukan oleh Gubernur DKI yang sering di sapa Ahok.

Bahkan dalam agenda Pilkada DKI tahun depan juga terjadi peperangan antar netizen pendukung ahok yang sering di jumpai adalah akun palsudan sering mengedit foto-foto yang tidak jelas keabsahannya melawan hatter's Ahok yang cenderung memakai akun asli dan berbicara logika dan fakta.

Namun kali ini sangat mengejutkan ketika Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M. Taufik mengutarakan akan membentuk pansus untuk menelisik dugaan pemanfaatan aset milik Pemprov DKI.

Wacana tersebut justru membuat ahok menjadi panas dan tanpa diduga ahok menyampaikan bahwa perusahaan milik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga menggunakan aset milik Pemprov DKI.

"Salah satunya, PT Gardatama itu kalau enggak salah dulu atau sekarang masih milik Pak Prabowo. Usaha Perikanan. Sampai sekarang berkantor di Pejaten, makanya kamu cek deh, siapa saja yang nyewa kantor di situ," ujar ahok ketika ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (21/3).

"Yang salah kalau diperuntukkan PT itu baru enggak boleh. Tapi itu juga tempay usaha. Disewain enggak Boleh. Kalau dia (PT Gardatama), perikanan milik Pak Prabowo salah dong. Mesti di usir juga kalau begitu. Jadi Pak Taufik makanya hati-hati, jangan sampai kena sendiri," lanjutnya.

Ahok juga mengakui jika Markas Teman Ahok berada di dekat perusahaan milik Prabowo tersebut. Dia juga mengapresiasi rencana DPRD membuat Pansus yang diyakini bakal membongkar boroknya parpol yang menunggak uang sewa dalam penggunaan aset Pemprov.

"Teman Ahok enggak ada salahnya kok. Dia bukan perusahaan, cuma orang berkumpul, ngumpulin KTP. Salah dimana coba? Banyak Partai Politik, cabangnya di kota itu, tanahnya punya DKI dan belum bayar lagi," tandasnya. (UAK)

Wiranto : Siapa Yang Tidak Mendukung Ahok, Silahkan Keluar dari Partai !

Be Bi Pro News, Jakarat - Wiranto selaku Ketua Umum Partai Hanura, mengimbau pada seluruh kadernya untuk mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta.

Bahkan, Wiranto mengancam akan mengeluarkan kadernya dari partai jika tak mendukung Ahok.

“Siapa yang tak loyal keputusan partai, silahkan minggir. Karena keputusan ini dilakukan semata-mata guna kemajuan DKI Jakarta yang akan dinikmati rakyat,” tegas Wiranto di Jakarta, Jumat (18/3/2016) lalu.

Purnawirawan jenderal itu juga menegaskan, pilihan partainya yang jatuh kepada Ahok bukan karena popularitasnyaAhok, namun karena apa yang telah dilakukan Gubernur DKI Jakarta itu untuk Ibu Kota.

“Dalam memilih Gubernur DKI, Hanura tidak terjebak pada pertimbangan siapa orangnya, tetapi lebih kepada bagaimana kinerja dan ķesungguhannya dalam pengabdian untuk rakyatnya,” ujar Wiranto.

Dalam waktu dekat, ujar Wiranto, partainya akan mendeklarasikan diri untuk mendukung mantan Bupati Belitung Timur itu sebagai calon gubernur.

“Deklarasi akan dilakukan oleh ketua Hanura DKI, saudara Ongen Sangaji. Itu dilakukan dalam hitungan hari setelah menyelesaikan prosedur internal,” tegas Wiranto.




Sumber ; kejoora.com

Bos Etnis Tionghoa Ancam Usir Karyawan Dari Jakarta Jika Tak Mengisi Formulir Kawan Ahok

Be Bi Pro News, Jakarta - Pada pemberitaan sebelumnya, terkait dengan beberapa kantor yang dimiliki oleh etnis Tionghoa memaksa anak buahnya/pegawai mengumpulkan KTP dan diserahkan kepada Teman Ahok untuk persiapan calon independen.


Dan keseriusan para etnis Tionghoa ini ternyata mulai menjalar ke seluruh pabrik di daerah pergudangan di wilayah pergudangan Kedaung Nomor 8A Kapuk, Jakarta.

Hal ini makin terkuak setelah adanya sebuah akun twitter milik @Nayay_Yan yang mengunggah foto lembaran formulir milik Teman Ahok yang disebarkan oleh atasannya dari etnis Tionghoa.

Mereka mendapatkan formulir tersebut disertai dengan ancaman jika Ahok kembali terpilih, maka mereka yang tidak mengisi dan menyerahkan KTP DKI akan dikeluarkan dari DKI.

"Para etnis Tionghoa jangan memprovokasi bawahan mereka, jangan sampai warga masyarakat marah dan balik mengusir mereka dari Jakarta, memangnya mereka pikir Jakarta milik etnis Tionghoa? "Ujar Heikal Safar Sekjen Partai Priboemi kesal".

Menurut Ketua Umum Karyawan Film dan Televisi Indonesia, Febryan Adhitya yang juga bersedia masuk dalam buras pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, sebenarnya Teman Ahok saat ini sudah kehilangan akal sehat mereka.

"Mengaku sudah kumpulkan 700 ribu lebih KTP, hanya karena persoalan ganti wakil, jumlah KTP malah menyusut menjadi 27 ribuan, kemana KTP yang 600 ribu lebih itu?" Ujarnya heran.

Bahkan Febryan menaruh curiga jika Teman Ahok hanya memprovokasi masyarakat, agar terdengar hebat, padahal isinya kosong.




Sumber : pembawaberita.com

Minggu, 20 Maret 2016

Perusahaan Milik Etnis Tionghoa, Memaksa Pegawainya Kumpulkan KTP Untuk Dukung Ahok

Be Bi Pro News, Jakarta - Banyak komentar-komentar yang beredar di masyarakat dan twit para netizen yang mengatakan bahwa saat ini pengumpulan KTP oleh Teman Ahok mulai mengalami kesulitan.

Kesulitan ini dikarenakan pada pengumpulan awal mereka hanya disodorkan nama Ahok saja, ketika adanya perubahan wakil Ahok dari Djarot ke Heru, bentuk form dukungan independen berubah, bahkan ditengarai jika berita yang beredar pada pengumpulan awal sudah berjumlah 700 ribu hanyalah kebohongan belaka.

Kesulitan ini mulai memaksa beberapa kantor ataupun perusahaan yang dimiliki oleh para warga keturunan, memaksa pekerja dan pegawai mereka mengumpulkan KTP untuk diserahkan ke Teman Ahok.

”Iya mas, kami sempat disuruh untuk kumpulkan KTP, tapi banyak teman kami yang tidak mau, bahkan beralasan jika KTP tertinggal atau sudah kadaluarsa, bahkan ada yang bilang jika KTP mereka bukan dari DKI,” ujar salah satu karyawan yang minta namanya dirahasiakan, karena takut jika sampai ketahuan dan dipecat.

Bahkan menurut wanita ini, beberapa temannya di kantor lainnya juga mengalami hal yang serupa, jika pimpinan mereka yang nota bene adalah warga keturunan memaksa mereka untuk menyerahkan foto kopi KTP.

Selain pemaksaan dari pimpinan kantor kepada anak buahnya di untuk mengumpulkan KTP, ada juga paksaan berupa selebaran dari beberapa ketua RT di Jakarta Selatan yang meminta agar warganya mendukung Ahok.

“Saya sempat lihat (selebarannya), karena di atasnya tertulis teman ahok,” ujar Macel kepada pembawaberita.com

Namun oleh Macel hal ini tidak diperdulikan, karena dirinya juga tidak mau menjadi ribut, sementara Macel sendiri tidak mau mendukung Ahok.




Jumat, 18 Maret 2016

GETOK : Pro Ahok Nama Lainnya Hookers (Pelacur)

Be Bi Pro News, Jakarta - Perbincangan atas penolakan terhadap ahok semakin gencar, sampai-sampai hal tersebut juga disampaikan di dalam perbincangan pada salah satu group WA (WhatsApp) yang menamakan Group mereka dengan nama GETOK (Gerakan Tolak Ahok). Group ini memiliki jumlah anggota yang cukup banyak, pada perbincangan mereka pada hari ini Jumat 18 Maret 2016 salah satu akun meminta kepada seluruh anggota group tersebut agar menyebutkan alias atau nama lain bagi pro ahok dengan sebutan "Hookers (Pelacur *Bangsa)".

"Mulai saat ini diminta kepada teman-teman agar kita menyebut pro atau pendukung Ahok sebagai Hookers artinya Pelacur, Mereka Pelacur Bangsa", ungkap salah satu anggota group GERTAK.

Pada kesempatan ini juga para anggota menyepakatinya dan beberapa anggota lainnya juga menyebut ungkapan tambahan.

"Pendukung ahok Pelacur Bumi Pertiwi"

" Mereka Pelacur Politik"


"Mereka Pelacur Ideologi"


Salah satu akun lainnya juga meminta agar istilah tersebut di sebar ke teman-teman lainnya. UAK.